Kamis, 13 November 2014

Nutrisi Tak Cukup, Percepat Penyebaran HIV di Papua?


Saya agak terkejut walau tidak begitu kaget (lho?) melihat salah satu berita di VoA News tentang kelangkaan pangan yang bisa memperparah wabah HIV dan AIDS. Menurut saya,  masalah ini bukan hanya berlangsung di Afrika atau beberapa tempat lain yang disebutkan dalam berita itu (San Fransisco dan Amerika Utara) tetapi juga bisa ditemui di Indonesia khususnya di Papua. Mengapa Papua? Kondisi Papua saat ini sangat memprihatinkan. Isu besar penyebaran HIV dan AIDS sangat mencolok. Prevalensi rata-rata sebesar 2,4%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Itu baru prevalensi rata-rata. Prevalensi lebih tinggi bisa ditemukan di daerah pesisir sulit 3,2% dan pegunungan sebesar 2,9% (Sumber: STHP Papua 2006).   
HIV dan AIDS dan gizi sangat terkait erat. Kaitannya bisa dua arah. Yaitu HIV dan AIDS mempengaruhi status gizi seseorang menjadi buruk atau sebaliknya status gizi seseorang yang rentan mengakibatkannya terinfeksi HIV. Gizi buruk dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan memberikan kontribusi pada percepatan full-blown AIDS. Di lain pihak, HIV dan AIDS itu sendiri dapat menyebabkan kekurangan gizi. HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Akibatnya, orang yang HIV-positif dapat menjadi rentan terhadap periode sakit berulang yang berkepanjangan, yang dapat mengurangi nafsu makan mereka dan mengganggu penyerapan nutrisi. Infeksi juga meningkatkan kebutuhan tubuh akan nutrisi penting. Banyak orang yang terinfeksi HIV tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi tambahan dan menjadi lemah dan kurang gizi. Di Papua khususnya di wilayah pegunungan tengah, masalah nutrisi atau kecukupan gizi menjadi masalah penting tatkala melihat pola makan sehari-hari mereka. Setiap hari hipere (ubi jalar) menjadi andalan masyarakat untuk dikonsumsi sehari-hari.
Pemberian Makanan Tambahan (dok. pribadi)
Diet yang memadai dan seimbang merupakan komponen penting dari pelayanan dasar bagi orang-orang yang hidup dengan HIV dan AIDS. Mengingat kurangnya fasilitas medis dan obat-obatan untuk AIDS di sebagian besar negara-negara berkembang yang terkena dampak apalagi di daerah seperti Papua pegunungan, sangat penting bahwa upaya yang kuat untuk mencapai dan mempertahankan nutrisi yang baik untuk orang yang terinfeksi HIV harus dilakukan sebagai prioritas atau langkah utama. Tingginya prevalensi HIV di Papua ditengarai akibat kurangnya pengetahuan tentang HIV dan AIDS yang menyebabkan tingginya perilaku seks bebas, usia yang lebih dini dalam melakukan hubungan seks (15 tahun), serta tuntutan ekonomi yang memicu commercial seks (seks dengan bayaran).[1]
HIV dan AIDS serta kematian yang terkait dengannya adalah penyebab utama atau kontributor terhadap kerawanan pangan rumah tangga. Hal ini dapat dimengerti mengingat bahwa penyakit ini biasanya menyerang para anggota rumah tangga yang paling produktif. Ketika para pencari nafkah menjadi sakit, rumah tangga tidak hanya harus mengelola kurangnya tenaga kerja dan pendapatan, tetapi juga harus mengelola hilangnya tenaga kerja yang harus merawat orang sakit tersebut. AIDS umumnya ditandai dengan periode berulang dari penyakit yang mengakibatkan hilangnya tenaga kerja dan pendapatan yang mengakibatkan biaya perawatan kesehatan juga meningkat.
Bakar batu, tradisi saat buka kebun (dok. pribadi)
Di daerah pedesaan, produksi pertanian cenderung bergantung pada tenaga kerja. Sedangkan tenaga kerja biasanya hanya terkonsentrasi pada periode tertentu setiap tahunnya. Contoh: di pegunungan tengah Papua, Wamena misalnya, tenaga kerja biasanya terkonsentrasi pada musim tanam dan musim panen. Keadaan sakit atau pemakaman selama masa tersebut mungkin berarti bahwa seluruh atau sebagian dari waktu penanaman, musim tanam atau panen tidak berjalan sebagaimana mestinya. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat juga akhirnya sangat berkurang.
Ketika seorang anggota rumah tangga dewasa meninggal, orang tua yang masih hidup, kakek-nenek, kerabat dan bahkan anak-anak sendiri harus membantu memenuhi ketersediaan makanan dalam rumah tangga, pendapatan dan perawatan untuk anak yang membutuhkan, menjadi suatu tugas yang sering terlalu banyak bagi mereka untuk ditangani. Putus asa untuk bertahan hidup, dapat mendorong beberapa anggota rumah tangga untuk bertukar seks untuk uang, makanan, barang atau jasa, atau untuk meninggalkan rumah untuk mencari pekerjaan. Hal ini menghadapkan mereka untuk risiko yang lebih besar terhadap infeksi HIV. Kesulitan finansial ini memacu tingginya angka pekerja seks jalanan.[2]
Saat ini, kebanyakan yatim piatu dengan AIDS dirawat melalui jaringan keluarga. Namun dengan meningkatnya jumlah kasus HIV dan AIDS tetap saja akan meningkatkan jumlah anak-anak yang akan berakhir hidup di jalanan tanpa perawatan atau dukungan yang memadai. Seiring dengan waktu anak-anak inipun berpotensi menjadi pekerja seks jalanan pula.
Dampak epidemi pada individu, masyarakat atau suatu lembaga sangat terkait pada kapasitas mereka untuk mengatasi (ability to cope). Tahap dan pola penyebaran HIV dan AIDS di suatu negara juga penting dalam menganalisis kemampuan untuk mengatasi ini. Pada tahap awal, misalnya, ketika prevalensi HIV rendah, hanya sedikit dampak yang dirasakan pada rumah tangga dan masyarakat. Ketika prevalensi HIV semakin meningkat, virus mulai menyebar ke kelompok mobile dan berisiko tinggi. Dampaknya paling benar-benar dirasakan ketika sejumlah besar orang telah terinfeksi HIV dan kematian karena AIDS mulai meningkat.
Kombinasi intervensi dan bagaimana intervensi tersebut akan diimplementasikan akan berbeda tergantung dari tahap epidemi di daerah tersebut. Respon terhadap krisis HIV dan AIDS yang sudah ada, akan secara fundamental berbeda intervensinya dari mempersiapkan krisis yang mungkin timbul.
Di bawah ini adalah contoh dari beberapa intervensi yang dapat dilakukan di Papua yang bertujuan untuk melindungi dan memperbaiki gizi dan keamanan pangan di antara rumah tangga terdampak HIV. Daftar ini bukan daftar terlengkap tetapi hanya bertujuan untuk memberikan gambaran metode mencoba-dan-teruji  (tried and tested) yang dapat digunakan untuk memberikan ilustrasi kepada para pemangku kepentingan apa yang secara layak dapat dilakukan di sektor pangan dan pertanian.
Melakukan Peningkatan Kesadaran (raising awareness)
Kesadaran perlu dibangun terutama tentang hubungan antara HIV dan AIDS, kerawanan pangan dan kekurangan gizi di antara orang-orang yang terlibat dalam perumusan kebijakan dan program, orang yang terlibat dalam perencanaan dan pengembangan proyek agar mereka bisa:
  1. Meninjau dan memasukkan HIV dan AIDS dalam kebijakan pembangunan yang ada, baik itu di level program atau proyek;
  2. Meninjau dan memasukkan tujuan keamanan pangan dan gizi  dalam kebijakan, program dan proyek yang berhubungan dengan HIV dan AIDS.
Perawatan Gizi bagi Orang yang Hidup dengan HIV dan AIDS
Mengingat dampak gizi yang baik pada kualitas hidup dan harapan pada orang yang hidup dengan HIV dan AIDS, program yang meningkatkan akses fisik ke pangan yang bergizi cukup hingga baik dalam kuantitas dan kualitas sangat diperlukan. Ini termasuk program berkebun di rumah (kebun gizi) atau intervensi pertanian lainnya yang dapat menghasilkan berbagai bahan makanan yang dibutuhkan dengan cara yang hemat biaya.
Karena rumah tangga sering kehabisan sumber daya produktif setelah full-blown AIDS, bank makanan lokal dan bantuan pangan dari luar mungkin diperlukan ketika keluarga tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Perawatan gizi/ nutrisi juga melibatkan pendidikan gizi utama dan upaya komunikasi melalui komunitas yang ada dan organisasi perawatan berbasis rumah, atau bisa melalui media radio khususnya pedesaan. Komunikasi dan program pendidikan dan pelatihan berbasis komunitas perlu dikembangkan dan dipelihara.
Mata Pencaharian dan Dukungan Keamanan Pangan untuk Rumah Tangga Terdampak HIV dan AIDS
Intervensi (bisa digabung dengan bantuan pangan), diperlukan untuk membantu rumah tangga yang terkena HIV dan AIDS. Intervensi ini mungkin termasuk bagaimana meningkatkan produksi pangan pendukung dan diversifikasi pangan.
Intervensi ini mungkin tergantung pada tipe rumah tangga: misalnya, rumah tangga dengan yatim piatu atau tanpa kepala keluarga, perlu lebih banyak dukungan dan bantuan langsung. Perempuan sebagai kepala keluarga sering perlu dilindungi untuk peningkatan akses terhadap alat-alat produksi, sedangkan rumah tangga yang membina anak yatim dapat mengambil manfaat dalam peningkatan akses ke keuangan mikro, dan lain-lain.
Sistem Dukungan dan Kepedulian akan Mata Pencaharian Berbasis Masyarakat
Karena rumah tangga terdampak HIV dan AIDS sangat tergantung pada organisasi berbasis masyarakat untuk perawatan dan dukungan, kapasitas organisasi-organisasi ini perlu diperkuat dan didirikan (jika belum ada). Mereka perlu dipromosikan dalam masyarakat di mana mereka belum ada. Kapasitas fisik organisasi perawatan lokal (seperti mutual-help groups dan panti asuhan di daerah perkotaan) yang memberikan perawatan gizi dan bantuan makanan juga perlu diperkuat.
Mengingat tingginya pergantian relawan dalam masyarakat, program-program pelatihan yang diadaptasi secara lokal pada perawatan gizi dan bantuan makanan untuk orang yang hidup dengan atau terpengaruh oleh HIV dan AIDS perlu dibentuk.
Akses ke pendidikan, keterampilan hidup, dan pelatihan kejuruan
Dalam kenyataan sering ditemukan banyak anak yatim piatu dan anak-anak rentan tidak dapat bersekolah, bahkan ketika ada program insentif, dan hanya sedikit yang menerima pendidikan di luar tingkat dasar. Padahal mereka memiliki kebutuhan jangka panjang, termasuk kebutuhan keterampilan hidup dan pendidikan kejuruan, khususnya yang berkaitan dengan gizi, pangan dan pertanian. Oleh karena itu penting untuk memberikan pendidikan dan pelatihan semacam itu baik melalui jalur formal dan informal.
Saya berharap mudah-mudahan contoh intervensi tersebut dapat diterapkan di Papua khususnya di wilayah pegunungan tengah. Semoga!

Di Kediri, 990 Orang Terjangkit HIV/AIDS

NASIONAL

Di Kediri, 990 Orang Terjangkit HIV/AIDS

Yang terpantau menjalani pemeriksaan hanya 141 orang, 850 orang tidak terpantau

ddd
Senin, 7 Desember 2009, 08:42
Demo hari Aids sedunia
Demo hari Aids sedunia (Antara/Yusran Ucang)
SURABAYA POST - Jumlah orang yang diduga terjangkit virus HIV-AIDS (ODHA) di Kabupaten Kediri disinyalir terus meningkat. Hasil dari pantauan Dinas Kesehatan sampai akhir November 2009 tercatat sekitar 990 orang yang diduga mengidap virus HIV-AIDS. Dari jumlah itu yang terpantau untuk menjalani pemeriksaan rutin hanya 141 orang. Sisanya sekitar 850 orang tidak jelas tempatnya.

Menurut Kasi Pencegahan Penyakit Menular Langsung (P2PL) Dinkes, Nur Munawaroh, banyaknya ODHA yang tidak terpantau ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan di VCT (Voluntary Counseling and Testing) yang disediakan secara rutin. “Mereka yang pernah kami tangani, sepertinya merasa sudah sehat dan enggan memeriksakan kondisinya. Karena itu, kami juga merasa kesulitan untuk memantaunya,” katanya Senin (7/12).

Ratusan ODHA yang sampai kini belum terdeteksi, katanya, sebagian besar adalah pelanggan pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi. Kemudian untuk menekan jumlah ODHA yang belum terdeteksi, pihaknya secara proaktif mencari ke masyarakat. “Kami menggunakan metode sosialisasi untuk menjaring penderita yang belum terdeteksi. Supaya mereka sadar dan segera memeriksakan diri,” ujar Munawaroh.

Dalam empat bulan terakhir, jumlah ODHA di Kabupaten Kediri meningkat sekitar tiga kasus, sejak akhir Agustus hingga akhir November 2009. “Pada saat Agustus ada sebanyak 139 kasus dan pada akhir November tercatat 141 kasus,” kata dia.

Faktor meningkatnya penularan virus mematikan itu yang paling tinggi disebabkan penggunaan jarum suntik secara bergantian dan hubungan seks secara bebas.

Ketua LSM Suara Nurani (Suar) yang menanganan ODHA, Sanusi mengatakan, hasil survei yang dilakukan, tercatat sekitar 990 orang yang tertular HIV-AIDS. Sekitar 141 orang yang terdeteksi dan telah memeriksakan diri ke klinik VCT. Sedangkan lainnya belum diketahui keberadaannya.

Mengerikan,,Inilah Ciri-Ciri Orang Terkena HIV/AIDS

HIV adalah salah satu virus yang mematikan dan tidak dapat disembuhkan. HIV pada umumnya disebabkan oleh hubungan sex yang sering berganti2 dengan kata lain penyajkit kutukan...

APAKAH ANDA MENGALAMI GEJALA SEPERTI INI ???
JIKA YA BERARTI ANDA TINGGAL TUNGGU HARI KEMATIAN ANDA SAJA???....Hati - Hati!!!










Semoga yang melihat gambar ini bisa membuatnya belajar dari arti pengalaman yang ada....

Cara Penularan virus HIV AIDS



1. Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
2. Melalui cairan semen, air mani (sperma). misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb
3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.
4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb. 
Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat
serta Urine (Air seni atau air kencing).

Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya :

1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.

2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.

3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.

6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).

Demam Berdarah

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue adalah salah satu dari empat serotipe virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.


Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
Gejala dan tanda – tanda terserang Demam berdarah
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam tinggi terus menerus, disertai adanya tanda perdarahan, contohnya ruam. Ruam demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang. Selain itu tanda dan gejala lainnya adalah sakit perut, rasa mual, trombositopenia, hemokonsentrasi, sakit kepala berat, sakit pada sendi (artralgia), sakit pada otot (mialgia). Sejumlah kecil kasus bisa menyebabkan sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi. Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga penderita mengalami kondisi fatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 – 15 hari orang yang tertular dapat mengalami / menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
  • Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
  • Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 – 7 hari, nyeri-nyeri pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di bawah kulit.
  • Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan), mulut, dubur, dsb.
  • Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok / presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.
Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok / kematian.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet akan jatuh hingga pasien dianggap afebril.
Pencegaha Demam berdarah
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor nyamuk demam berdarah. Insiatif untuk menghapus kolam-kolam air yang tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan membuang hal – hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
  1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup;
  2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang;
  3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
  4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi
Cara pengobatan pada penderita demam berdarah
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
  • Paracetamol membantu menurunkan demam
  • Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
  • Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder

Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.

Stroke


Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Strok adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, “serangan jantung”. strok terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.
Patofisiologi
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya. Strok semacam ini disebut emboli serebral (emboli = sumbatan, serebral = pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan strok. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri. Strok juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin) juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan strok. Tekanan darah rendah yang tiba-tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang pingsan. Strok bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau gangguan irama jantung.
Stroke ada dua macam.
Jenis yang pertama disebut ischemic stroke, merupakan jenis stroke yang lebih banyak terjadi.
Ischemic stroke terjadi jika aliran darah ke otak terhambat atau tersumbat.
Aterosklerosis, yaitu keadaan di mana terjadi pengkakuan dan penyempitan pembuluh darah karena bertumpuknya zat-zat lemak di dinding pembuluh darah, merupakan salah satu penyebab utama ischemic stroke.
Penyempitan pembuluh darah menuju sel-sel otak menyebabkan aliran darah dan pasokan nutrisi ke otak akan berkurang.
Selain itu, endapan zat-zat lemak tersebut dapat terlepas dalam bentuk gumpalan-gumpalan kecil yang suatu saat dapat menyumbat aliran darah ke otak, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi.
Jenis yang kedua disebut haemorrhagic stroke, yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak, sehingga terjadi perdarahan di otak.
Haemorrhagic stroke umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi.
Hampir 70 persen kasus haemorrhagic stroke terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi).
Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah, sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan pecah.
Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi.
Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan atau faktor emosional.
Pecahnya pembuluh darah di suatu tempat di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan nutrisi dan akhirnya mati.
Darah yang tersembur dari pembuluh darah yang pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak yang berada di sekitarnya.
Walaupun terjadi lebih jarang dari ischemic stroke, hanya 20 persen dari kasus stroke yang terjadi, namun haemorrhagic stroke lebih serius tingkat bahayanya dibandingkan ischemic stroke.
Apakah stroke dapat disebabkan faktor keturunan?
Para ahli kesehatan meyakini, ada hubungan antara risiko stroke dengan faktor keturunan, walaupun tidak secara langsung.
Pada keluarga yang banyak anggotanya menderita stroke, kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dapat menyebabkan stroke harus lebih ditingkatkan.
Namun demikian stroke bukan merupakan penyakit keturunan.
Banyaknya kasus stroke dalam keluarga Anda mungkin lebih disebabkan faktor pola makan, gaya hidup, dan watak yang hampir sama.
Makanan bersantan asal tidak berlebihan sebetulnya tidak berbahaya.
Namun jika setiap hari mengonsumsi makanan berlemak, terutama lemak hewani dalam jumlah berlebihan, apalagi kurang makan sayur dan buah-buahan segar, tentu akan meningkatkan risiko stroke.
Cepat marah, panik, dan stres, apalagi perokok, kurang olah raga, berat badan berlebih dan kurang tidur akan melipat gandakankemungkinan Anda terkena stroke.
Data penelitian mengenai pengobatan stroke hingga kini masih belum memuaskan walaupun telah banyak yang dicapai, hasil akhir pengobatan kalau tidak meninggal hampir selalu meninggalkan kecacatan. Agaknya pengobatan awal/dini serta pencegahan sangat bermanfaat, akan tetapi harus disertai dengan pengenalan dan pemahaman stroke pada semua lapisan dan komunitas dalam masyarakat.
Tanda-tanda munculnya serangan stroke
Pada tingkat awal, masyarakat, keluarga dan setiap orang harus memperoleh informasi yang jelas dan meyakinkan bahwa stroke adalah serangan otak yang secara sederhana mempunyai lima tanda-tanda utama yang harus dimengerti dan sangat difahami.
Hal ini penting agar semua orang mempunyai kewaspadaan yang tinggi terhadap bahaya serangan stroke.
Tanda-tanda serangan stroke :
  • Rasa bebal atau mati mendadak atau kehilangan rasa dan lemas pada muka, tangan atau kaki, terutama pada satu bagian tubuh saja.
  • Rasa bingung yang mendadak, sulit bicara atau sulit mengerti.
  • Satu mata atau kedua mata mendadak kabur.
  • Mendadak sukar berjalan, terhuyung dan kehilangan keseimbangan.
  • Mendadak merasa pusing dan sakit kepala tanpa diketahui sebab musababnya.
Selain itu harus dijelaskan pula kemungkinan munculnya tanda-tanda ikutan lain yang bisa timbul dan atau harus diwaspadai, yaitu;
  • Rasa mual, panas dan sangat sering muntah-muntah.
  • Rasa pingsan mendadak, atau merasa hilang kesadaran secara mendadak.
Adapun, untuk menghindari stroke seseorang bisa melakukan tindakan pencegahan termasuk membiasakan diri menjalani gaya hidup sehat.
Berikut adalah 10 langkah yang dapat Anda lakukan guna menghindarkan diri dari serangan stroke.
  1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok. Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding pembuluh darah) dan membuat darah Anda menjadi mudah menggumpal.
  2. 2. Periksakan tensi darah secara rutin. Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah Anda mengalami tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara teratur.
  3. Kendalikan penyakit jantung. Kalau Anda memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah terbaik.
  4. 4. Atasi dan kendalikan stres dan depresi. Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang.
  5. 5. Makanlah dengan sehat. Anda mungkin sudah mendengarnya ribuan kali, namun penting artinya bila Anda disiplin memakan sedikitnya lima porsi buah dan sayuran setiap hari. Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya bisa membuat pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan lemak dalam darah.
  6. Kurangi garam. Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.
  7. Pantau berat badan Anda. Memiliki badan gemuk atau obesitas akan meningkatkan risiko Anda mengalami tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan semuanya dapat memicu terjadinya stroke.
  8. Berolahraga dan aktif. Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu Anda menurunkan tensi darah dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.
  9. Kurangi alkohol. Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya berarti menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.
  10. Up date pengetahuan Anda. Dengan mengikuti perkembangan informasi tentang kesehatan, banyak hal penting yang diperoleh guna menghindari kemungkinan atau menekan risiko stroke. Berhati-hatilah, beragam hormon termasuk pil dan terapi penggantian hormon HRT diduga dapat membuat darah menjadi kental dan cenderung mudah menggumpal.

Hepatitis


Hati adalah organ terbesar kedua di dalam tubuh. Itu di bagian atas rongga abdominal dan di sebelah kanan bawah diafragma sehingga dilindungi oleh ribs. Beratnya mencapai 3 pon dan dibagi menjadi lobes utama, kanan dan kiri.
Istilah Hepatitis dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional.
Penyebab hepatitis
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
Hepatitis karena virus
Hepatitis A. Penyakit ini sering pula dikenal dengan penyakit kuning.
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan.
Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang pernah terinfeksi hepatitis A jika sembuh akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi. Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
Hepatitis B.
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia. Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.


Hepatitis C.
Menyebabkan minimal 80% kasus hepatitis akibat transfusi darah. Virus hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita “penyakit hati alkoholik” seringkali menderita hepatitis C.




Hepatitis D.
Virus (HDV) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.





Hepatitis E.
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.


Hepatitis F. Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
Hepatitis G. Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik.
Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.
Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis :
  • Virus Mumps
  • Virus Rubella
  • Virus Cytomegalovirus
  • Virus Epstein-Barr
  • Virus Herpes
Pengobatannya
Hati harus berfungsi dengan baik agar dapat menguraikan sebagian besar obat. Obat yang tidak menyebabkan gangguan apa pun pada waktu hati kita sehat dapat membuat kita sakit berat bila kita mengalami hepatitis. Ini juga berlaku untuk alkohol, aspirin, jamu-jamuan, dan narkoba. Sebaiknya kita memberi tahu dokter mengenai semua obat, jamu atau pun suplemen yang kita pakai.
Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati hepatitis berinteraksi dengan ARV. Dokter kita harus memperhatikan semua obat yang kita pakai.