NASIONAL
Di Kediri, 990 Orang Terjangkit HIV/AIDS
Yang terpantau menjalani pemeriksaan hanya 141 orang, 850 orang tidak terpantau
ddd
Senin, 7 Desember 2009, 08:42
Jufri
(Antara/Yusran Ucang)
SURABAYA POST -
Jumlah orang yang diduga terjangkit virus HIV-AIDS (ODHA) di Kabupaten
Kediri disinyalir terus meningkat. Hasil dari pantauan Dinas Kesehatan
sampai akhir November 2009 tercatat sekitar 990 orang yang diduga
mengidap virus HIV-AIDS. Dari jumlah itu yang terpantau untuk menjalani
pemeriksaan rutin hanya 141 orang. Sisanya sekitar 850 orang tidak jelas
tempatnya.
Menurut Kasi Pencegahan Penyakit Menular Langsung (P2PL) Dinkes, Nur Munawaroh, banyaknya ODHA yang tidak terpantau ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan di VCT (Voluntary Counseling and Testing) yang disediakan secara rutin. “Mereka yang pernah kami tangani, sepertinya merasa sudah sehat dan enggan memeriksakan kondisinya. Karena itu, kami juga merasa kesulitan untuk memantaunya,” katanya Senin (7/12).
Ratusan ODHA yang sampai kini belum terdeteksi, katanya, sebagian besar adalah pelanggan pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi. Kemudian untuk menekan jumlah ODHA yang belum terdeteksi, pihaknya secara proaktif mencari ke masyarakat. “Kami menggunakan metode sosialisasi untuk menjaring penderita yang belum terdeteksi. Supaya mereka sadar dan segera memeriksakan diri,” ujar Munawaroh.
Dalam empat bulan terakhir, jumlah ODHA di Kabupaten Kediri meningkat sekitar tiga kasus, sejak akhir Agustus hingga akhir November 2009. “Pada saat Agustus ada sebanyak 139 kasus dan pada akhir November tercatat 141 kasus,” kata dia.
Faktor meningkatnya penularan virus mematikan itu yang paling tinggi disebabkan penggunaan jarum suntik secara bergantian dan hubungan seks secara bebas.
Ketua LSM Suara Nurani (Suar) yang menanganan ODHA, Sanusi mengatakan, hasil survei yang dilakukan, tercatat sekitar 990 orang yang tertular HIV-AIDS. Sekitar 141 orang yang terdeteksi dan telah memeriksakan diri ke klinik VCT. Sedangkan lainnya belum diketahui keberadaannya.
Menurut Kasi Pencegahan Penyakit Menular Langsung (P2PL) Dinkes, Nur Munawaroh, banyaknya ODHA yang tidak terpantau ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan di VCT (Voluntary Counseling and Testing) yang disediakan secara rutin. “Mereka yang pernah kami tangani, sepertinya merasa sudah sehat dan enggan memeriksakan kondisinya. Karena itu, kami juga merasa kesulitan untuk memantaunya,” katanya Senin (7/12).
Ratusan ODHA yang sampai kini belum terdeteksi, katanya, sebagian besar adalah pelanggan pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi. Kemudian untuk menekan jumlah ODHA yang belum terdeteksi, pihaknya secara proaktif mencari ke masyarakat. “Kami menggunakan metode sosialisasi untuk menjaring penderita yang belum terdeteksi. Supaya mereka sadar dan segera memeriksakan diri,” ujar Munawaroh.
Dalam empat bulan terakhir, jumlah ODHA di Kabupaten Kediri meningkat sekitar tiga kasus, sejak akhir Agustus hingga akhir November 2009. “Pada saat Agustus ada sebanyak 139 kasus dan pada akhir November tercatat 141 kasus,” kata dia.
Faktor meningkatnya penularan virus mematikan itu yang paling tinggi disebabkan penggunaan jarum suntik secara bergantian dan hubungan seks secara bebas.
Ketua LSM Suara Nurani (Suar) yang menanganan ODHA, Sanusi mengatakan, hasil survei yang dilakukan, tercatat sekitar 990 orang yang tertular HIV-AIDS. Sekitar 141 orang yang terdeteksi dan telah memeriksakan diri ke klinik VCT. Sedangkan lainnya belum diketahui keberadaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar